PERSIRAJA Banda Aceh gagal menuntaskan ambisinya untuk memetik angka penuh kala bertandang ke markas PSMS Medan usai ditekuk satu gol tanpa balas pada leg pertama babak 48 besar Copa Indonesia Dji Sam Soe 2008 Zona I di Stadion Teladan Medan, Selasa (25/11).
Kegagalan ini membuat target meraup poin penting sekaligus menguasai Stadion Teladan sirna. Setidaknya, skuad Lantak Laju kehilangan kesempatan menuai gol di kandang lawan yang berpengaruh pada agregat untuk lolos ke babak berikutnya.
Adalah gol tunggal Rachmad Afandi yang membawa PSMS menjungkalkan Persiraja 1-0. Dengan kemenangan ini, pasukan Ayam Kinantan punya kans lebih besar saat kedua kubu bertemu pada leg kedua di Stadion H Dimurthala Lampineung, Banda Aceh, 3 Desember mendatang.
Persiraja sendiri bukannya tanpa peluang. Sepanjang pertandingan, Djibril cs membombardir jantung pertahanan tuan rumah dan punya sejumlah peluang emas. Sayang, hingga akhir laga tak ada satupun gol yang mampu diciptakan Laskar Rencong.
Kemenangan ini sekaligus kado terakhir pelatih PSMS, Erick Williams, yang jabatannya akan digantikan Luciano Leandro. Erick sendiri tetap di Medan dan kembali membesut PSMS U-21.
Sejak peluit kickoff dibunyikan, kedua tim terlibat pertarungan sengit dalam laga bergengsi bertajuk Derby of Sumatera ini. PSMS yang bermain di depan publik sendiri tampil garang dengan menciptakan peluang demi peluang. Namun, acungan jempol pantas disematkan pada kiper Persiraja, Dede Pranata yang sukses memblok sejumlah tendangan berbahaya dari para pemain lawan.
Kendati demikian, pertahanan bonden Kutaraja akhirnya jebol juga setelah pemain PSMS, Afandi memecah kebuntuan timnya lewat golnya di menit ke-41. Keunggulan ini bertahan hingga turun minum.
Satu menit babak kedua berjalan, Afandi hampir memperbesar keunggulan PSMS bila saja tendangannya tak melambung di atas mistar gawang Persiraja yang kali ini dikawal Eddi Gunawan menggantikan Dede.
Persiraja memiliki tiga peluang melalui tendangan bebas kapten Abdoulaye Diallo Djibril, sundulan Niane Mamadou dan tendangan Leonardo Maximiliano Felicia, namun belum menemui hasil. Bahkan tim asuhan Herry Kiswanto itu nyaris menyamakan kedudukan jika saja tendangan spekulasi Didi Firmansyah di menit ke-87 tidak mampu ditepis kiper PSMS, Galih Sudaryono.
Penyelesaian akhir yang terburu-buru diduga menjadi biang kerok kemandulan Persiraja membobol gawang lawan. Padahal, jika saja lini depan anak-anak Banda Aceh sedikit tenang, kesempatan berharga tersebut mampu dimaksimalkan.
Faktor stamina yang mulai kedodoran dan tangguhnya tembok belakang PSMS juga jadi sebab tak kunjung lahirnya gol untuk Persiraja.Hingga wasit Eri Bastari asal Sumatera Barat meniup peluit panjang tanda usainya pertandingan, kedudukan tak berubah 1-0 untuk kemenangan PSMS.
Asisten Manajer Persiraja, M Kasem menilai laga sebenarnya berjalan seimbang. Bahkan penguasaan bola, khususnya di 40 menit terakhir menjadi milik anak-anak asuhnya.
“Anak-anak bermain spartan di pertandingan ini. Kami mampu meladeni permainan menyerang PSMS dan lebih menguasai bola di babak kedua,” ujar M Kasem, Selasa (25/11).
Ia juga menyayangkan tak tenangnya barisan depan Persiraja sehingga seluruh kesempatan emas yang didapat terbuang percuma.
“Kami punya sejumlah peluang emas. Tapi para pemain kurang tenang dan terburu-buru menyelesaikannya. Stamina yang kedodoran juga ikut melemahkan serangan kami,” pungkas M Kasem.
Kekalahan 0-1 bukan menjadi akhir dari semuanya. Masih ada kesempatan menanti di leg kedua mendatang untuk memenangkan laga dan keluar sebagai yang terbaik di pertempuran raksasa Pulau Sumatera.
Perang belum usai.. Ayo, Lantak Lom, Persiraja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar